Meski demikian, studi ini masih terbatas karena dilakukan pada sampel komunitas anak-anak dengan tingkat pengenalan emosi yang rendah. Para peneliti mencatat mereka akan melakukan penelitian lebih lanjut untuk anak-anak yang dirujuk dari klinik dengan kondisi kesulitan memahami emosi.
Salah satu yang ingin diungkap peneliti di studi selanjutnya tersebut adalah faktor-faktor apa yang menjelaskan perbedaan kemampuan anak-anak mengidentifikasi emosi dalam musik.
"Kami bersemangat untuk terus menggunakan musik sebagai paradigma, baik untuk memahami mekanisme yang mendasarinya maupun sebagai target pengobatan," ujar Waller.
Ia juga menambahkan musik bisa sangat menggugah, yang mungkin sangat bermanfaat bagi subkelompok anak-anak.